PENDAHULUAN
Baik
manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika
memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja:
persiapan, definisi dan solusi. Didalam setiap tahapan tersebut terdapat
urut-urutan langkah. Upaya persiapan terdiri atas melihat perusahaan sebagai
suatu sistem, mengenal suatu sistem lingkungan, dan mengidentifikasikan
subsistem-subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan dari satu sistem ke
tingkat subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem dengan urutan tertentu.
Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif,
mengevaluasinya dan memilih solusi yang terbaik. Solusi ini kemudian
diimplementasikan, dan ditindaklanjutkan untuk memastikan bahwa masalah telah
terpecahkan.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan
sistem merupakan serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan
bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah
dipertimbangkan dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.

Menyiapkan
pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem. Berikut tiga
langkah persiapan: Melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem
lingkungan, dan mengidentifikasikan subsistem perusahaan.

Upaya
definisi biasanya diransang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger)- suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan
berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang direncanakan. Sinyal ini dapat
berasal dari dalam perusahaan atau dari lingkungannya, dan akan mengawali suatu
proses pemecahan masalah.

Upaya
solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak,
pemilihan alternatif terbaik,dan implementasinya. Jangan lupa untuk
menindaklanjuti implementasi untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN
Pendekatan
sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang
direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi
dasar dalam memecah segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle - SDLC)
adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem
informasi.
SDLC
TRADISIONAL
Tidak
dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk
mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu
dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki
kemungkinan berhasil yang peling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:





Mudah
bagi kita untuk melihat SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi
dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap
perencanaan dan analisis. Selama tahap penggunaan umpan balik dikumpulkan untuk
melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.
PROTOTYPING
Meskipun
sulit untuk membantah SDLC tradisional dengan diungkapkannya tahapan-tahapan
diatas secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan
bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem, melewati tahapan-tahapan
dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak mungkin untuk
dilakukan. Sebagai tanggapan atas keterbatasan ini, para pengembang sistem
memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam
pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya desain mobil- yaitu penggunaan prototipe (prototype).
Dalam
penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna,
bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses
pembuatan prototipe ini dinamakan prototyping.
Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepet mungkin, bahkan dalam waktu
semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan
prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
Daya
Tarik Prototyping
Pengguna
maupun pengembang menyukai prototyping
karena alasan-alasan berikut:





Potensi
Kesulitan Dari Prototyping
Prototyping
bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara
lain:




PENGEMBANGAN
APLIKASI CEPAT
Satu
metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan
pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD, dari rappit application development atau
pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis
James Martin, dan istilah ini mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang
dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat
didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Unsur-unsur
penting RAD, adalah sebagai berikut:




PENGEMBANGAN
BERFASE
Satu metodologi
pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah
kombinasi dari SDLC tradisional,
prototyping, dan RAD- dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari
masing-masing metodologi. Pengembangan berfase (phased development) adalah
suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam
tahap-investigasi awal, analisis, desain, kontruksi awal, kontruksi akhir,
serta pengujian dan pemasangan sistem.
Tahap-Tahap
Pengembangan Berfase

Para
pengembang termasuk pengguna dan juga spesialis informasi, melakukan analisis
usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah
sistemnya; mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem
baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem
menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.

Pengembang
menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem
dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian
mendokumentasikan temuan-temuannya dalam bentuk model-model proses, data, dan
objek.

Pengembang
merancang komponen dan antarmuka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul
sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan
berbagai jenis teknik pemodelan.

Pengembang
membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan
mendapatkan umpan balik dari pengguna.

Peranti
lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji
bersama-sama dengan datanya.

Pengembang
merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup peranti lunak
dan data, malinkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas,
personel, dan prosedur.
Urut-urutan
tahapan ini tidaklah berbeda dengan SDLC tradisional.
Fase-fase
Modul
Dalam contoh ini,
system telah dibagi menjadi tiga modul utama, pembuat laporan, basis data dan
antar muka Web.Jumlah Modul akan bervariasi untuk masing-masing system, mulai
dri satu hngga selusin. Anda dapat melihat dalam figure tersebut bahwa
analisis, desain, kontruksi aawal, dan tinjauan pengguna dilksnn secara
terpisah untuk masing-masing modul. Lebih jauh lagi, ketiga ketiga fase ini
dapat diulang kembli jika diminta oleh tinjauan penggun yang mencerminkan
pengaruh dari prototyping.
DESAIN
ULANG PROSES BISNIS
Manajemen sering
kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendektan baru hendaknya dilakukan untuk
system-sistem dengan memanfatkan secara penuh kemjuan dibidang teknologi
computer modern. Proses pengertian ulang system disebut dengan istilah desain
ulang proses bisnis rekayasa ulang (reginneering)
atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (Business Process Redesign-BPR).
Inisiasi
Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki
potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek
seperti ini bisanyaa dicetuskan ditingkat manajemen strategis. Manajemen
strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui
proses-proses fisik di desin ulang. Proses-prose fisik itu meliputi logistic
sumber daya fisik yang masuk, operasi-operasi yang menghasilkan produk atau
jasa perusahaan, dan logistic keluar.
Rekyasa
Terbalik
Rekayasa terbalik
adalah proses menganalisis system yang sudah ada untuk mengidentifikasi
unsure-unsur dan saling keterhubungan diantara unsure-unsur tersebut sekligus
untuk membuat dokumentasi pada tingkat abtraksi yang lebih tinggi daripada yang
telah ada pada saat ini. Kebutuhan ini timbu ketika perusahaan ingin
mengembangkan kembali system yang sudah ada dimana system tersebut hanya
sedikit atau tidak memiliki dokumentasi.
Oleh sebab itu
rekayasa terbalik akan mengikuti suatu jalur mundur kebelakang sepanjang siklus
hidup system, merekontruksi desain dan perencanaan system yang dilakukan dalam
usaha pengembangan awal.
Rekayasa
Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang
sebuah system seluruh dengn tujuan mengubah fungsionalnya. Akan tetapi ini
bukanlah pendekatan yang ‘’bersih’’ karenaa pengetahuan dari system yang ada
saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut pertama kali deangan
melakukan rekayasa terbalik. Lalu sisten yang baru keudian dikembangkan dengan
cara ynag normal. Nama rekayasa kedepan
(forward engineering) diberikan untuk
proses mengikuti SDLC dengan caara yang normal sambil sekaligus menjalankan
BPR.
Pemilihan
Komponen-Komponen BPR
Komponen-komponer
BPR dapat diterapakan secara terpisah atau digabung. Tergantung pada tingkat
kemungkinan dicari. Kombinasi yng tept kn tergantung pada kondisi system yang
ada saat ini jik dilihat dari fungsional dan sifat teknisnya. Mutu fungsional
adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh system. Mutu teknis adalah ukuran
dari seberapa baik sisten tersebut melaksanakannya.
MENEMPATKAN
SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM
PERSPEKTIF.
SDLC tradisional,
prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara-cara
yang merekomendasikan dalam mengembangkan system informs. SDLC tradisional
adalah suatu penerapan pendekatan system terhadap masalah pengembangan system,
dan meliliki seluruh unsur-unsur pendektan system dasar, diawali dari
identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan system.
Prototyping
merupaakan bentk singkat dari pendekatan system yang berfokus pada definisi dn
pemenuhn kebutuhn pengguna.
RAD merupakan sutu
pendekatan alternative terhadap fase-fase desin dan implementasi SDLC.
Kontribusi utama yang diberik oleh RED adalah keceptan untuk dapat menggunakn
system yng tercapai, terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis computer
dan tim-tim proyek khusus.
Istilah BPR
digunkan untuk pendekatan yang memanfaatkan pengguna teknologi ini sepenuhnya.
Prototyping, RAD, dan pengembngan berfase dapat digunakan didalam suatu proyek
BPR untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara terbuka.
ALAT-ALAT
PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan system
dan berbagai siklus hidup mengembangkan system adalah metodologi cara-cara yang
direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah system. Metodologi sama
seperti sebuah cetak biru yang digmbar oleh arsitek untuk memandu para
kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik dan sejenisnya ketika mereka
membangun sebuah rumah.
Pendekatan
Yang Dipicu Oleh Data Dan Dipicu Oleh Proses
Selama tahun-tahun
awal pengembangan system computer, praktis hamper seluruh perhatiaan diberikn
ke proses-proses yang akan dikerjkan oleh computer, sebagai kemblikan dari data
yang akan dipergunakan. Munculnya system manajemen basis data ditahun 1970-an
menarik perhatian akan pentingnya desain data.
PEMODELAN
PROSES
Pemodelan proses
pertama kali dilakukan dengan menggunkan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system
dan program ISO menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart memstikan pengguna diseluruh
dunia.
Diagram
Arus Data
Suatu digram arus
data (data flow diagram-DFD) adalah
penyajian dari grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol
untuk mengilustrsikaan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang
saling tersambung.

Unsure-unsur lingkungan berada diluar batas system.
Unsure-unsur lingkungan in memberikan input data kepada system dan menerima
output data dari system. Istilah terminator sering kali digunakan untuk
menyatakan unsure-unsur lingkungan, karena menunjukan titik-titik dimana system
berakhir. Suatu terminator digambarkan di DFD dalam bentuk kotak atau persegi
panjang yang diberi label dengan nama unsure lingkungan tersebut.
Suatu terminator dapat berupa:




Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi
output. Proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi
panjang horizontal atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar.

Arus data terdiri dari sekumpul unsure-unsur data yang
berhubungan secara logis ( mulai dari satu sudut data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu
titik atau proses yang lain.

Ketika perlu menyimpan data karena suatu alasan
tertentu, maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD,
penyimpanan data adalah suatu gudang data.
Bayangkanlah penyimpanan data sebagai ‘’data yang beristirahat’’.
Penyimpanan data dapat ditujukan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah
kotak dengan ujung terbuka, atau bentuk oval.
Empat proses untuk membuat sebuah laporan komisi
penjualan kepada manajer penjualan:

Tambahan DFD dapat
digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan
lebih terinci. Sebuah diagram yang mendokumentasikan system pada tingkat yang
lebih ringkas disebut diagram konteks (context
diagram) sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram
nomor n (figure n diagram)

Ketika menggambarkan
sebuah diagram konteks, anda:
1. Hanya
menggunkan suatu symbol proses saja
2. Memberikan
label pada symbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3. Jangan
memberi nomer pada symbol proses tunggal.
4. Memasukan
seluruh terminator untuk system.
5. Menunjukan
seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.

Diagram nomer n
mendokumentasikan suatu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih
besar. N melambangkan nomer proses pada tingkat yang lebi tinggi dari yang
sesuatu sedang didokumentasikan.

Terdapat dua aturan umum
yng memandu para pengembang dalam memutuskan berapa banyak tingkat DFD yang
akan digunakan.

Kasus
penggunaan adalah suatu uaraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang
terjadi antara system primer dengan system skunder. Dalam kebanyakan kasus
system primer adalah sebuah program computer dan system sekunder adalah orang
yang berinteraksi dengan program computer.


Diagram
arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investas
awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase.
MANAJEMEN
PROYEK
Proyek-proyek pengembangan system
yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari
analisis system, pemograman, dan operasi.
Steering
Committee SIM
ketika sebuah perusahaan membentuk
suatu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
komputasi perusahaan, maka nama steering
committee SIM akan digunkan.
Steering
Committee SIM mnejalankan tiga fungsi utama:



Kepemimpinan
Proyek
Tim proyek meliputi semua orang yang
ikut berpartisipasi dalam pengembangan system informasi. Aktivitas tim akan
diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan
disepanjang masa proyek.
Mekanisme
Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah
rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi
pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala dan ruang
lingkupnya telah selesai didefinisikan, kita akan dapat mengdefinisikan
pekerjaan-pekerjn yang harus dilaksanakan.
Dukungan
Web Bagi Manajemen Proyek
Selain system manajmen proyek berbsis
pernti lunak seperti Microsoft project, dukungn juga dapat diperoleh dari
internet.
MENGESTIMASI
BIAYA PROYEK
Tiga metode untuk mengestimasi biaya
dan jadwal proyek:



Input
Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS),
mengidentifikasikan aktifitas-aktifitas proyek yang akan membutuhkan sumber
daya. Kebutuhan sumber daya mencntumkan suber daya tertentu yang akan
dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
Alat-Alat
Dan Teknik Estimasi Biaya
Estimsi nlogis
menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan dimasa lalu
sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang telah
dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi
lain yang tersedia.
Output
Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya
dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya
dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti dolar atau euro. Estimasi
seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlngsung untuk
mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar