Kamis, 13 Oktober 2016

PENGEMBANGAN SISTEM



PENDAHULUAN
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem terdiri atas tiga tahapan kerja: persiapan, definisi dan solusi. Didalam setiap tahapan tersebut terdapat urut-urutan langkah. Upaya persiapan terdiri atas melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal suatu sistem lingkungan, dan mengidentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan dari satu sistem ke tingkat subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem dengan urutan tertentu. Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya dan memilih solusi yang terbaik. Solusi ini kemudian diimplementasikan, dan ditindaklanjutkan untuk memastikan bahwa masalah telah terpecahkan.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa suatu masalah telah dipahami, solusi-solusi alternatif telah dipertimbangkan dan bahwa solusi yang dipilih berhasil.
*   Upaya Persiapan
Menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi sistem. Berikut tiga langkah persiapan: Melihat perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan, dan mengidentifikasikan subsistem perusahaan.
*   Upaya Definisi
Upaya definisi biasanya diransang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger)- suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang direncanakan. Sinyal ini dapat berasal dari dalam perusahaan atau dari lingkungannya, dan akan mengawali suatu proses pemecahan masalah.
*   Upaya Solusi
Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif yang layak, pemilihan alternatif terbaik,dan implementasinya. Jangan lupa untuk menindaklanjuti implementasi untuk memastikan bahwa solusi tersebut efektif.

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecah segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle - SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang peling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
*      Perencanaan
*      Analisis
*      Desain
*      Implementasi
*      Penggunaan.
Mudah bagi kita untuk melihat SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis. Selama tahap penggunaan umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SDLC tradisional dengan diungkapkannya tahapan-tahapan diatas secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem, melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak mungkin untuk dilakukan. Sebagai tanggapan atas keterbatasan ini, para pengembang sistem memutuskan untuk menerapkan suatu teknik yang telah terbukti efektif dalam pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya desain mobil- yaitu penggunaan prototipe (prototype).
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini dinamakan prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe secepet mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan sangat cepat.
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan berikut:
*   Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
*   Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
*   Pengguna memainkan peranan yang lebih efektif dalam pengembangan sistem.
*   Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
*   Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
Potensi Kesulitan Dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:
*      Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang “ cepat dan kotor”.
*      Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
*      Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.
*      Antar muka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD. Istilah RAD, dari rappit application development atau pengembangan aplikasi cepat diperkenalkan oleh konsultan komputer dan penulis James Martin, dan istilah ini mengacu pada suatu pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan cepat tanpa mengorbankan mutunya. RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi. Unsur-unsur penting RAD, adalah sebagai berikut:
*   Manajemen.
*   Orang.
*   Metodologi.
*   Alat-alat.
PENGEMBANGAN BERFASE
Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD- dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. Pengembangan berfase (phased development) adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam tahap-investigasi awal, analisis, desain, kontruksi awal, kontruksi akhir, serta pengujian dan pemasangan sistem.
Tahap-Tahap Pengembangan Berfase
*      Investigasi Awal.
Para pengembang termasuk pengguna dan juga spesialis informasi, melakukan analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya; mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko, dan ruang lingkup sistem baru; mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem; melakukan subdivisi sistem menjadi komponen-komponen besar; dan mendapatkan umpan balik pengguna.
*      Analisis.
Pengembang menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan-temuannya dalam bentuk model-model proses, data, dan objek.
*      Desain.
Pengembang merancang komponen dan antarmuka dengan sistem-sistem lain untuk setiap modul sistem yang baru dan kemudian mendokumentasikan desain dengan menggunakan berbagai jenis teknik pemodelan.
*      Konstruksi Awal.
Pengembang membuat dan menguji peranti lunak dan data untuk setiap modul sistem dan mendapatkan umpan balik dari pengguna.
*      Konstruksi Akhir.
Peranti lunak modul diintegrasikan untuk membentuk sistem yang lengkap, yang diuji bersama-sama dengan datanya.
*      Pengujian dan Pemasangan Sistem.
Pengembang merancang dan melaksanakan uji sistem yang tidak hanya mencakup peranti lunak dan data, malinkan juga sumber daya informasi lainnya-peranti keras, fasilitas, personel, dan prosedur.
Urut-urutan tahapan ini tidaklah berbeda dengan SDLC tradisional.
Fase-fase Modul
Dalam contoh ini, system telah dibagi menjadi tiga modul utama, pembuat laporan, basis data dan antar muka Web.Jumlah Modul akan bervariasi untuk masing-masing system, mulai dri satu hngga selusin. Anda dapat melihat dalam figure tersebut bahwa analisis, desain, kontruksi aawal, dan tinjauan pengguna dilksnn secara terpisah untuk masing-masing modul. Lebih jauh lagi, ketiga ketiga fase ini dapat diulang kembli jika diminta oleh tinjauan penggun yang mencerminkan pengaruh dari prototyping.

DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Manajemen sering kali menyimpulkan bahwa pendekatan-pendektan baru hendaknya dilakukan untuk system-sistem dengan memanfatkan secara penuh kemjuan dibidang teknologi computer modern. Proses pengertian ulang system disebut dengan istilah desain ulang proses bisnis rekayasa ulang (reginneering) atau disebut juga dengan istilah desain ulang proses bisnis (Business Process Redesign-BPR).
Inisiasi Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini bisanyaa dicetuskan ditingkat manajemen strategis. Manajemen strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui proses-proses fisik di desin ulang. Proses-prose fisik itu meliputi logistic sumber daya fisik yang masuk, operasi-operasi yang menghasilkan produk atau jasa perusahaan, dan logistic keluar.

Rekyasa Terbalik
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis system yang sudah ada untuk mengidentifikasi unsure-unsur dan saling keterhubungan diantara unsure-unsur tersebut sekligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abtraksi yang lebih tinggi daripada yang telah ada pada saat ini. Kebutuhan ini timbu ketika perusahaan ingin mengembangkan kembali system yang sudah ada dimana system tersebut hanya sedikit atau tidak memiliki dokumentasi.
Oleh sebab itu rekayasa terbalik akan mengikuti suatu jalur mundur kebelakang sepanjang siklus hidup system, merekontruksi desain dan perencanaan system yang dilakukan dalam usaha pengembangan awal.
Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah merancang ulang sebuah system seluruh dengn tujuan mengubah fungsionalnya. Akan tetapi ini bukanlah pendekatan yang ‘’bersih’’ karenaa pengetahuan dari system yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan tersebut pertama kali deangan melakukan rekayasa terbalik. Lalu sisten yang baru keudian dikembangkan dengan cara ynag normal.  Nama rekayasa kedepan (forward engineering) diberikan untuk proses mengikuti SDLC dengan caara yang normal sambil sekaligus menjalankan BPR.
Pemilihan Komponen-Komponen BPR
Komponen-komponer BPR dapat diterapakan secara terpisah atau digabung. Tergantung pada tingkat kemungkinan dicari. Kombinasi yng tept kn tergantung pada kondisi system yang ada saat ini jik dilihat dari fungsional dan sifat teknisnya. Mutu fungsional adalah ukuran dari apa yang dikerjakan oleh system. Mutu teknis adalah ukuran dari seberapa baik sisten tersebut melaksanakannya.

MENEMPATKAN SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE, DAN BPR DALAM PERSPEKTIF.
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya adalah metodologi. Semuanya adalah cara-cara yang merekomendasikan dalam mengembangkan system informs. SDLC tradisional adalah suatu penerapan pendekatan system terhadap masalah pengembangan system, dan meliliki seluruh unsur-unsur pendektan system dasar, diawali dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan system.
Prototyping merupaakan bentk singkat dari pendekatan system yang berfokus pada definisi dn pemenuhn kebutuhn pengguna.
RAD merupakan sutu pendekatan alternative terhadap fase-fase desin dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberik oleh RED adalah keceptan untuk dapat menggunakn system yng tercapai, terutama melalui penggunaan alat-alat berbasis computer dan tim-tim proyek khusus.
Istilah BPR digunkan untuk pendekatan yang memanfaatkan pengguna teknologi ini sepenuhnya. Prototyping, RAD, dan pengembngan berfase dapat digunakan didalam suatu proyek BPR untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara terbuka.

ALAT-ALAT PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan system dan berbagai siklus hidup mengembangkan system adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah system. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digmbar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah.
Pendekatan Yang Dipicu Oleh Data Dan Dipicu Oleh Proses
Selama tahun-tahun awal pengembangan system computer, praktis hamper seluruh perhatiaan diberikn ke proses-proses yang akan dikerjkan oleh computer, sebagai kemblikan dari data yang akan dipergunakan. Munculnya system manajemen basis data ditahun 1970-an menarik perhatian akan pentingnya desain data.

PEMODELAN PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunkan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program ISO menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol flowchart memstikan pengguna diseluruh dunia.
Diagram Arus Data
Suatu digram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian dari grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrsikaan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung.


*      Unsure-unsur Lingkungan
Unsure-unsur lingkungan berada diluar batas system. Unsure-unsur lingkungan in memberikan input data kepada system dan menerima output data dari system. Istilah terminator sering kali digunakan untuk menyatakan unsure-unsur lingkungan, karena menunjukan titik-titik dimana system berakhir. Suatu terminator digambarkan di DFD dalam bentuk kotak atau persegi panjang yang diberi label dengan nama unsure lingkungan tersebut.
Suatu terminator dapat berupa:
*   Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari system.
*   Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan lain.
*   System lain yang memiliki antar muka dengan system.
*      Proses
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, sebuah persegi panjang horizontal atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar.
*      Arus Data
Arus data terdiri dari sekumpul unsure-unsur data yang berhubungan secara logis ( mulai dari satu sudut data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses yang lain.
*      Penyimpanan Data
Ketika perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang data.  Bayangkanlah penyimpanan data sebagai ‘’data yang beristirahat’’. Penyimpanan data dapat ditujukan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka, atau bentuk oval.
Empat proses untuk membuat sebuah laporan komisi penjualan kepada manajer penjualan:
*   Diagram Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram)
Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan lebih terinci. Sebuah diagram yang mendokumentasikan system pada tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks (context diagram) sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n (figure n diagram)
*   Diagram Konteks
Ketika menggambarkan sebuah diagram konteks, anda:
1.   Hanya menggunkan suatu symbol proses saja
2.   Memberikan label pada symbol proses untuk mencerminkan keseluruhan system.
3.   Jangan memberi nomer pada symbol proses tunggal.
4.   Memasukan seluruh terminator untuk system.
5.   Menunjukan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan system.
*   Diagram nomer N
Diagram nomer n mendokumentasikan suatu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar. N melambangkan nomer proses pada tingkat yang lebi tinggi dari yang sesuatu sedang didokumentasikan.
*   Berapa Banyak Detail Yang Harus Ditampilkan
Terdapat dua aturan umum yng memandu para pengembang dalam memutuskan berapa banyak tingkat DFD yang akan digunakan.
*      Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan adalah suatu uaraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara system primer dengan system skunder. Dalam kebanyakan kasus system primer adalah sebuah program computer dan system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program computer.
*      Panduan Kasus Penggunaan
*      Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus penggunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investas awal dan analisis dari metodologi pengembangan berfase.





MANAJEMEN PROYEK
Proyek-proyek pengembangan system yang pertama dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis system, pemograman, dan operasi.
Steering Committee SIM
ketika sebuah perusahaan membentuk suatu steering committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunkan.
Steering Committee SIM mnejalankan tiga fungsi utama:
*      Menciptakan Kebijakan, yang memastikan dukungan computer untuk mencapai sasaran strategi.
*      Melakukan pengendalian fiscal, dengan bertindak sebagai yang berwenag dalam memberikan persetujuan untuk seluruh permintaan akan perdanaan yang berhubungan dengan computer.
*      Menyelesaikan perselisiahan, yang terjadi sehubungan dengan prioritas penggunaan computer.
Kepemimpinan Proyek
Tim proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan system informasi. Aktivitas tim akan diarahkan oleh seorang ketua tim atau pimpinan proyek yang memberikan arahan disepanjang masa proyek.
Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek, yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase diikuti. Setelah tujuan-tujuan proyek, kendala dan ruang lingkupnya telah selesai didefinisikan, kita akan dapat mengdefinisikan pekerjaan-pekerjn yang harus dilaksanakan.
Dukungan Web Bagi Manajemen Proyek
Selain system manajmen proyek berbsis pernti lunak seperti Microsoft project, dukungn juga dapat diperoleh dari internet.




MENGESTIMASI BIAYA PROYEK
Tiga metode untuk mengestimasi biaya dan jadwal proyek:
*      Informasi mengenai system tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembangan.
*      Pengalaman historis.
*      Pengetahuan mengenai proses pengembngan Peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi.
Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS), mengidentifikasikan aktifitas-aktifitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya. Kebutuhan sumber daya mencntumkan suber daya tertentu yang akan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
Alat-Alat Dan Teknik Estimasi Biaya
Estimsi nlogis menggunakan biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan dimasa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang telah dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi lain yang tersedia.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti dolar atau euro. Estimasi seperti ini dapat disempurnakan kembali selama proyek berlngsung untuk mencerminkan tambahan informasi seiring dengan semakin jelasnya proyek tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;