Kamis, 08 Desember 2016 0 komentar

Penyelarasan Antara Perencanaan Bisnis Dengan Perencanaan Sistem Teknologi Informasi



Penyelarasan antar bisnis strategi dengan teknologi informasi (IT) merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensi. Seringkali keputusan untuk melakukan pengembangan dibidang teknologi informasi hanya didasarkan pada kemampuan sebuah perangkat lunak yang canggih tanpa melihat lebih jauh apakah perangkat lunat tersebut telah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam jangka panjang. Tentu penggunaan aplikasi yang canggih dapat memberikan keuntungan dalam bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan. Tetapi keuntungan yang diberikan dengan cara ini tidak akan dapat berlangsung lama. Apabila ternyata ada perangkat lunak baru dengan kemampuan yang lebih canggih, maka keuntungan yang dimiliki tentu akan ikut hilang bersamaan dengan munculnya perangkat lunak yang baru tersebut.
Perusahaan yang berhasil melakukan integrasi antar teknologi dengan strategi bisnis menunjukkan peningkatan pendapatan yang signifikan. IT telah menjadi enabler yang penting bagi strategi bisnis dalam hal kustomisasi masal, diferensiasi kompetitif, peningkatan kualitas, dan peningkatan dan otomatisasi proses. Penyelarasan strategi bisnis dan IT digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru, meningkatkan hubungan dengan konsumen dan suplier, dan menciptakan produk dan solusi bisnis baru. Kegagalan dalam melakukan penyelarasan ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya dan kehilangan kesempatan.Penyelarasan IT dengan strategi bisnis merupakan kegiatan yang telah lama menjadi perhatian, tetapi sulit untuk dilakukan karena pada dasarnya strategi bisnis itu sendiri selalu berubah – ubah. IT diperlukan untuk meningkatkan competitive advantage bagi perusahaan.
Strategi bisnis adalah melakukan aktifitas yang berbeda untuk memberikan posisi strategis yang lebih baik dari para pesain. Diperlukan perencanaan peran IT agar dapat menjadi enabler bagi strategi bisnis. Peran IT dapat dibagai menjadi tiga yaitu sebagai sumber daya operasional, sumber daya strategis, dan senjata strategis. Peran IT yang berbeda dalam perusahaan cendrung memberikan tingkat keselarasan yang berbeda. Peran IT sebagai sumber daya strategis akan lebih selaras dengan strategi bisnis yang dijalankan.Dalam menyelaraskan IT dan strategi bisnis perlu diperhatikan arah yang ingin dicapai dengan jelas, komitmen, komunikasi, dan integrasi dari fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi.
Teknologi informasi telah menciptakan suatu perubahan siklus di dalam perusahaan untuk tujuan perdagangan. Hanya mengetahui struktur dan arti penting e-Bisnis tidaklah cukup. harus menciptakan dan menerapkan suatu rencana tindakan yang membuat hubungan suatu bisnis yang lama ke bisnis baru yaitu e-Bisnis. Sebuah organisasi yang telah mengadopsi teknologi informasi ke dalam proses bisnis yang dilakukannya, tentunya akan ikut memikirkan peranan yang akan dilakukan oleh IT. Beberapa perusahaan ada yang menggunakan IT untuk menjalankan operasi sehari – hari agar dapat berjalan dengan baik dan efisien. Ada juga perusahaan yang menggunakan IT sebagai enabler untuk menciptakan kesempatan – kesempatan baru yang mungkin tidak akan dapat dilakukan tanpa dukungan IT. Serta IT juga digunakan sebagai cara baru untuk mengatur fungsi – fungsi yang ada dalam organisasi. Peranaan IT dalam organisasi ini juga akan mempengaruhi penyelarasan yang terjadi dalam perusahaan. Penetapan peran IT ini juga berpengaruh pada mengembangkan portfolio aplikasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Kesimpulanya, Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintahan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan kita perlu melakukam manajemen perubahan yang berarti upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
Sabtu, 03 Desember 2016 4 komentar

Model Bisnis



e-commerce merupakan kegiatan penjualan atau pembelian produk atau jasa melalui media elektronik. Sedangkan e-business merupakan sebuah proses bisnis yang hampir keseluruhannya menggunakan media elektronik.
Menurut Applegate et al. (2004) , jika kita berbicara bisnis, maka pertanyaan lama yang merupakan paradigma lama yaitu “Apa bisnis saya?” sudah bergeser ke pertanyaan yang baru yang merupakan paradigm baru, yaitu “Apa model bisnis saya?”.
Dalam era ekonomi informasi, apabila kita menginginkan bisnis kita untuk expands atau berkembang maka kita tidak perlu untuk membuat atau membangun gedung baru. Dengan menggunakan perusahaan virtual tentu kita akan menghemat banyak biaya seperti biaya untuk membuka kantor cabang, biaya pengadaan fasilitas, transportasi dan perjalanan.
contoh perusahaan yang menggunakan atau memanfaaatkan era ekonomi teknologi dan informasi adalah bisnis start-up. Start-up sendiri yaitu perusahaan yang menggabungkan perusahaan-perusahaan yang baru berkembang. Contohnya seperti Bukalapak, Gojek, Lazada, dsb.
Tipologi model-model bisnis (e-business) menurut Tapscott et al. (2000)
·           Agora : suatu tempat dimana pembeli an penjual bertemu untuk melakukan sebuah transaksi. Contohnya di Indonesia adalah Bukalapak.com
·           Aggregation : menggabungkan beberapa pemasok ke dalam sebuah toko online yang nyaman. Contoh yang ada di indonesia adalah Lazada.com
·           Alliance : kerjasama beberapa anggota untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya adalah Sony Ericson.
·           Value Chain : jaringan integrasi vertikal yg menambah nilai ke input berikutnya.
·           Distributive Network : menyediakan jasa mengalokasikan dan mendistribusikan daripada memproduksi dan membeli barang-barang, jasa dan informasi. Contohnya adalah penyedia captive advertising atau commercial break yang terdapat pada setiap laman web perusahaan.

 

Dewasa ini bisnis-bisnis kecil di Indonesia juga sudah mulai mengikuti perkembangan teknologi. Contohnya seperti jamu (Sidomuncul), minyak kelapa (V-Co) dan kelapa sawit. Ketika kita membahas mengenai e-business maka tidak akan terlepas dari istilah HiTech atau teknologi yang tinggi yang mendukung dalam pengembangan product, service dan industry. Indonesia masih harus beradaptasi dan mengikuti teknologi tinggi karena perdagangan indonesia juga berhubungan dengan negara-negara maju yang sudah lebih dulu memanfaatkan teknologi tinggi. Dalam penerapan teknologi di Indonesia yang dibutuhkan adalah tangible dan intangible assets yang semakin hari juga semakin berkembang karena diimbangi dengan perkembangan ekonomi bisnis dengan teknologi yang tinggi sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Dapat kita lihat dari kemajuan teknologi saat ini bahwa bisnis yang dijalankan dengan cara elektronik, lebih cepat berkembang dan mengalami kemajuan dibandingkan bisnis biasa. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengguanakan media elektronik dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, bahkan pada konsumen yang malas untuk berpergian atau keluar rumah dan lebih suka menatap layar moitor atau gadget. Konsumen yang seperti ini tentunya tidak akan bisa dijangkau oleh pebisnis yang menggunakan cara tradisional.

 
;